Saturday, July 6, 2013

Indahnya Gn. Bromo dari GL Pro

Terbitnya matahari menjadi simbol hari yang baru, kesempatan dan tantangan yang baru. Salah satu tempat terindah menurut orang-orang untuk melihat matahari terbit adalah Gunung Bromo, oleh karena itu dalam rangka ulang tahun dan pergantian karir suami, kita memilih perjalanan ke Bromo sebagai awal yang baru dalam hidup.
Meskipun referensi di internet mengatakan perjalanan ke gunung Bromo menggunakan Jeep, namun karena kita hanya berdua, akhirnya disarankan oleh Petani yang juga berprofesi sebagai guide local ke Bromo untuk menggunakan ojek saja. Awalnya aku berpikir kita akan naik motor cross, membayangkannya saja sudah seru sekali tapi ternyata kita pakainya motor GL Pro.
Anyhow, keesokan paginya jam 3.30 kita sudah bersiap di posko untuk perjalanan dengan GL Pro. Dengan suasana malam yang gelap gulita dan dingin mencekam, kita bekali diri dengan dua potong roti supaya tidak masuk angin apalagi naik motor. Perjalanan dimulai dengan melintasi kaki gunung yang berkelok-kelok. Keindahan dan serunya perjalanan sudah sangat terasa dimulai dari awal perjalanan dimana sepanjang perjalanan kita dapat melihat langit hitam bersih yang bertabur bintang seperti berada di planetarium atau luar angkasa. Sepanjang perjalanan kita hanya diterangi oleh cahaya lampu motor dan bintang. Keseruan bertambah ketika kita harus menembus kawanan kabut yang mempersempit jarak pandang dan serasa seperti memasuki dunia lain :D. Gelapnya malam di area asing menaiki motor membuat kita terasa seperti dapat menyatu dengan alam dan penduduk local.
Meskipun kita tidak berhasil melihat matahari terbit dengan sempurna (merah bulat sempurna), namun warna merah orange dan birunya langit pada saat matahari terbit tertutup awan tetap menarik hati. Langit terlihat seperti lukisan yang sangat sempurna dengan perpaduan dan gradasi warnanya. Langit pun seperti panggung sandiwara yang memiliki lighting control dimana perubahan langit dari yang gelap gulita menjadi merah kekuningan dan akhirnya biru langit yang sangat bersih dihiasi awan-awan putih seperti kerajaan langit. Mengagumkan…
Perjalanan kita lanjutkan ke kawah Bromo dan disini perjalanan menjadi sangat (benar-benar sangat) seru dengan motor. Seperti berasa mengendarai motor cross di arena off road karena perjalanan kita benar-benar naik dan turun gunung. Khusus untuk cewe-cewe yang mau naik motor, pastikan motor guidenya punya handle besi di area belakang atau kamu harus menggunakan otot perut untuk menahan supaya badan kita tidak menempel ke badan yang nyetir. Dan selesai dari tour bromo itu, perut terasa seperti habis sit-up 200 kali (trust me, its works!).
Memasuki area kawah Bromo yang penuh dengan hamparan padang pasir hitam, kita seperti berada di iklan M***boro yang terasa sangat adventurous dan bebas. Hamparan padang pasir yang luas mengulik jiwa muda suami dengan meminjam motor guidenya dan akhirnya kita boncengan melintasi padang pasir. Ini pertama kalinya kita naik motor sejak berkenalan, pacaran dan menikah (Senyum-senyum sendiri mikirin moment tersebut).
Naik Motor ke Kawah Bromo juga memiliki keuntungan tersendiri karena kalau naik Jeep, turis harus jalan kaki cukup jauh jika tidak mau naik kuda menuju tangga ke kawah Bromo. Tapi dengan naik motor, guidenya dapat membawa kita melintasi padang pasir yang berkelok-kelok naik turun yang totally offroad. Kemampuan bawa motor guidenya sangat mengagumkan sekali. Tanjakan, lintasan sempit dan miring pun dapat dilalui oleh guidenya untuk membawa kita hampir sampai dibawah tangga kawah. Namun kalau mau melihat kehebatan penduduk desa membawa motor di area kawah Bromo, kita harus datang pagi-pagi sekali sekitar jm 4 atau 4.30 dimana dengan motor mereka bisa membawa semua barang dan perlengkapan dagang mereka tepat dibawah anak tangga kawah Bromo.

Kawah bromo sendiri buatku sebenarnya tidak terlalu berkesan, hal ini disebabkan karena harus menaiki tangga yang sangat melelahkan sehingga sesampainya di puncak, aku sibuk menarik nafas tanpa bisa menikmati pemandangannya. Namun semua itu tergantikan ketika kita naik motor menuju ke bukit teletubies. Perjalanan di padang pasir yang dikelilingi oleh kaki kaki gunung bromo yang gagah dan megah. Dinding dinding gunung yang ditumbuhi tanaman berdiri dengan gagahnya seperti tembok besar yang melindungi kota. Bukit teletubies yang bergundukan dan hijau sempurna tertutupi oleh rumput membuat kita seperti berada di tempat yang sangat damai sambil membayangkan diri berguling-guling dan bermain di rerumputan.   Karena kondisi musim hujan (yang seharusnya sudah musim panas), area menuju bukit teletubies ditumbuhi oleh tumbuhan semak berbunga sehingga kita seperti berada di padang rumput. http://youtu.be/EgXAOOy5bs4

Dan indahnya alam di kawasan Bromo sangat mengundang kita untuk kembali ke tempat itu. Bahkan kupu-kupu pun bermain dengan kita, terbang dan hinggap di tangan, motor dan baju kita serasa sangat bersahabat :). Local Guide di Desa Ngadiwono Kec. Tosari, Kab. Pasuruan Bromo : Juari 082 331 390 957 dan Mas Adi (fotonya disebelah kiri)

Jika kita datang pada saat musim sudah panas maka kita akan dapat melihat Matahari Terbit bulat merah sempurna, namun tumbuhan semak berbunga terlihat kering, namun jika kita datang pada saat musim hujan, kita hanya akan melihat lukisan langit yang berwarna merah kekuningan karena matahari tertutup awan tapi sebagai gantinya kita akan disuguhi padang rumput yang indah. Hal ini menjadikan kita harus datang ke Bromo minimal 2x di musim yang berbeda. Dan menurutku secara pribadi, keindahan Gunung Bromo Lebih bagus daripada Mt. Cook di New Zealand pada saat aku kunjungi di Nov 2011 yang lalu.

Bravo Bromo !
* Pengen upload semua foto tapi bakal bikin page berat loadingnya ;), jadi datangi sendiri aja langsung :)
#1st 101 before 30

No comments:

Post a Comment