Saturday, January 4, 2014

WowTernyata Berbuat Baik Tidak Mudah

Mengutip sharing Dhamma kemarin mengenai Perbuatan Baik apakah selalu baik? Bagaimana cara mengukur bahwa perbuatan baik yg kita lakukan memang baik?.
Dalam ajaran Agama Buddha, pikiran & Kondisi Batin memegang peranan yg besar. Ketika pikiran tidak baik, maka kita sudah mulai menciptakan karma buruk untuk diri sendiri meskipun pikiran tersebut tidak turn into action. Sama seperti ketika tindakan terlihat benar dan baik adanya, namun ketika melakukannya muncul pikiran/kondisi batin  yg buruk, maka bisa jadi tercipta karma buruk yg lebih besar dari karma baiknya, jd kalau di matematis kan jadi minus dech.

Berikut adalah kondisi batin yg buruk yg harus dihindari ketika kita melakukan kebaikan:
1. Serakah
2. Kebencian
3. Kebodohan/Kegelapan Batin
4. Pandangan Salah
5. Kesombongan
6. Iri Hati
7. Egois
8. Cemas
9. Tidak Malu
10. Tidak Takut
11. Gelisah
12. Malas
13. Lembam /Tidak tangkas
14. Ragu-Ragu

Jika salah satu dr 14 kondisi batin diatas muncul dan sangat mendominasi selama kita melakukan kegiatan positif maka bisa saja karma buruk yg tercipta lebih besar drpd karma baiknya. Sehingga melatih pikiran dan batin untuk menjadi tulus dan Ikhlas dalam melakukan segala sesuatu menjadi sangat penting.
Sharing Dharma ini mengetuk kepalaku dan membuatku menganalisa kondisi batin ketika melakukan suatu tindakan yg menurutku baik. Seperti contoh ketika memberikan sumbangan, kadang muncul rasa ragu apakah sumbangan tersebut benar digunakan utk kebutuhan yg semestinya atau malah dikorupsi oleh panitia atau pengurusnya utk kepentingan pribadi.

Selain itu, banyak sekali kegiatan positif yg dilakukan jaman sekarang dengan tujuan pencitraan untuk mencapai suatu kepentingan. Pencitraan publik secara masal, lingkungan pekerjaan, rumah ataupun hanya sekedar untuk menarik perhatian seseorang. Apakah salah? Mungkin tidak, namun Karma baik yg diciptakan bisa jadi lebih sedikit dibandingkan dengan karma buruknya yg akan berbuah nantinya.
Ehm...berbuat baik aja susah y :). Tapi memang begitulah adanya.

ini adalah sharing dari pemahaman ku yang masih minim, untuk informasi yang lebih tepat, kunjungilah pusat-pusat pembelajaran agam Buddha atau berkonsultasilah dengan pengajar / guru-guru tapi tetap perlu diingat bahwa semua sharing janganlah ditelan mentah-mentah dan percaya 100% tapi lakukanlah eksplorasi lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya. Ehipassiko!

No comments:

Post a Comment