Pernahkah kita merasa MARAH yang benar-benar :
1. Marah sampai ke Ubun-ubun
2. Errrgghhh sampai pengen teriak tapi tidak bisa
3. Ingin berbalik memarahi tapi tidak bisa
4. Ingin Mengigit 1 buku tebal sampai robek
5. Bikin hati dan pikiran ingin "meledak"
6. Sampai suhu tubuh meningkat seperti ada api di sekeliling tubuh (imajinasi berlebih:D)
7. Sampai mau ngomong pun tidak bisa
8. Sampai muka merah, kepala panas
9. Ingin mengigit sampai puas
10. Kalau ada yg nyolek, mungkin bisa kebakar
11. (silahkan ditambahkan sendiri reaksi Marah Banget teman2)
1. Marah sampai ke Ubun-ubun
2. Errrgghhh sampai pengen teriak tapi tidak bisa
3. Ingin berbalik memarahi tapi tidak bisa
4. Ingin Mengigit 1 buku tebal sampai robek
5. Bikin hati dan pikiran ingin "meledak"
6. Sampai suhu tubuh meningkat seperti ada api di sekeliling tubuh (imajinasi berlebih:D)
7. Sampai mau ngomong pun tidak bisa
8. Sampai muka merah, kepala panas
9. Ingin mengigit sampai puas
10. Kalau ada yg nyolek, mungkin bisa kebakar
11. (silahkan ditambahkan sendiri reaksi Marah Banget teman2)
Jika Iya, apa yang harus atau yang sudah pernah dilakukan?
Marah memang suatu bentuk emosi yang dapat berdampak negatif pada mental dan
tubuh karena menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh kita. Dikatakan
ketika kita marah, maka sel kita dapat langsung berubah menjadi sel tubuh
seperti orang berusia 80 tahun. Sebaliknya ketika tertawa, sel tubuh kita
menjadi sel semuda sel tubuh ketika masih anak-anak.
Dua pengalaman pribadi sehubungan dengan Marah Berat yang sangat menarik bagiku adalah:
1. Sekitar Feb / Mar '12 dimana aku Marah Berat dan merasakan semua
kondisi diatas akibat merasa diri mendapatkan perlakuan tidak adil &
tidak masuk akal dalam pekerjaan. Rasa Marah yang sangat besar membuatku
benar-benar blank sampai hati pikiran tidak tenang. Pas sekali pada saat
itu, suami pun sedang keluar kota sehingga tidak ada tempat perluapan
emosi. Apa yang harus kulakukan?
Setelah tinggal di lingkungan baru selama 6 bulanan, aku sama sekali belum pernah ke tempat ibadah dengan alasan belum tau tempatnya padahal selalu melihat banner acara tempat ibadah tersebut :D.
Setelah tinggal di lingkungan baru selama 6 bulanan, aku sama sekali belum pernah ke tempat ibadah dengan alasan belum tau tempatnya padahal selalu melihat banner acara tempat ibadah tersebut :D.
Dan dengan hati pikiran yangg super tidak tenang, muncullah pikiran
"mungkin akan menjadi lebih tenang dan damai kalau ke tempat ibadah", akhirnya aku mendatangi tempat ibadah tersebut yang sebenarnya hanya beda
satu komplek dari rumah ku (memang selama ini malas aja). Meskipun
akhirnya hanya sampai pada tempat parkir dan pulang setelah melihat
papan pengumuman, namun malam itu menjadi suatu permulaan yang akhirnya
menjadi suatu kebiasaan di hari minggu sampai sekarang (tentu saja ada
bolongnya :D )
2. 25 Juli 2013 => Marah Berat diakibatkan oleh hal dalam pekerjaanku di area penjualan yang harus menghadapi semua tingkah laku
pelanggan termaksud yang super menyebalkan. Kali ini, apa yg terjadi setelah Marah Berat tersebut? Sama
seperti kejadian sebelumnya, suami juga sedang keluar rumah. (knp
selalu nge-pas banget, suami tidak dirumah ketika aku Marah Berat?
Seperti dia bisa sense something bad will happen kalau dia dirumah :p )
Karena tidak ada tempat utk curhat akhirnya pun aku memutuskan untuk menyalurkan semua emosi dan energi dari tubuh untuk menenangkan diri dengan cara naik turun tangga.
Dan mungkin karena tak pernah olah raga atau karena emosi tinggi sehingga menaiki tangga dengan ritme yang tidak tepat, akhirnya hanya 7x bolak balik saja, rasanya seperti mau pingsan dan tepar di lantai untuk catching my breath. Tubuh terasa lelah, namun hati dan pikiran pun menjadi tenang.
Kejadian ini, menyadarkan betapa lemahnya stamina tubuhku dan memacuku untuk lebih sering melakukan workout. Dan akhirnya sampai saat ini, aku menjadi lebih rutin ber"gerak" (olah raga ala kadarnya yg penting keringatan) +/- 30 menit hampir setiap hari. Dan pastinya, 30x naik turun tangga bukan masalah lg sekarang :p.
Karena tidak ada tempat utk curhat akhirnya pun aku memutuskan untuk menyalurkan semua emosi dan energi dari tubuh untuk menenangkan diri dengan cara naik turun tangga.
Dan mungkin karena tak pernah olah raga atau karena emosi tinggi sehingga menaiki tangga dengan ritme yang tidak tepat, akhirnya hanya 7x bolak balik saja, rasanya seperti mau pingsan dan tepar di lantai untuk catching my breath. Tubuh terasa lelah, namun hati dan pikiran pun menjadi tenang.
Kejadian ini, menyadarkan betapa lemahnya stamina tubuhku dan memacuku untuk lebih sering melakukan workout. Dan akhirnya sampai saat ini, aku menjadi lebih rutin ber"gerak" (olah raga ala kadarnya yg penting keringatan) +/- 30 menit hampir setiap hari. Dan pastinya, 30x naik turun tangga bukan masalah lg sekarang :p.
Dua kejadian Marah Berat diatas, tanpa terencana membuatku memiliki
kebiasaan Positif yang baru dan mengajarkan ku apa yg dimaksud dengan
"Channeling Anger". Kadang Marah tidak dapat kita hindari, namun kita
punya kendali untuk mengatasi emosi tersebut dgn menggunakan energi dari
emosi tersebut untuk melakukan sesuatu yang baik bagi diri namun selama ini
selalu ditunda. Kenapa bisa seperti ini? mungkin karena pada saat marah,
kita benar-benar bertindak tanpa banyak berpikir, karena semua kemalasan yang
biasanya menghalangi kita, tidak sempat mengirimkan sinyal ke otak
karena terhalangi oleh emosi.
Hal ini membuat Kondisi Marah Berat mungkin bisa kita
jadikan Momentum utk diri melakukan hal baru yg positif. Namun, tetap saja menurutku, Tertawa dan Tersenyum dengan ikhlas adalah jauh lebih
baik dari Marah terlepas dr positif habit yang terbentuk dari momentum
tersebut.
Channeling My Anger
#1st101
No comments:
Post a Comment