Friday, July 6, 2012

Dibalik kalimat "Kecil-kecil cabe rawit"

Kecil-kecil cabe rawit merupakan "kebijaksaan" lama bangsa kita yang menyatakan bahwa kecil baik secara fisik maupun tindakan dapat memberikan manfaat yang luar biasa.Pagi ini pun, aku merasakan kebenaran dari kebijaksanaan "Kecil-kecil cabe rawit" ini. Ketika berangkat ke kantor, ada seekor nyamuk yang lalu lalang didepan area mobil. Nyamuk tersebut tidak mengigitku, hanya terbang sana sini, namun karena itulah aku merasa ingin menepoknya. Aku melakukan beberapa kali percobaan menepoknya namun gagal terus dan ketika melihat kejalan, waks...mobilku berjalan miring dan hampir mengenai mobil yg ada di lajur kiriku, tinggal sekitar 40cm lagi. Nyamuk dengan badannya yang sangat kecil bisa menjadi cabe rawit yang menyebabkan aku hampir nabrak mobil lain(untung ngga). kejadian pagi ini, membuatku berpikir kembali mengenai kebijaksanaan ini.

Kecil atau besarnya tindakan ataupun tubuh kita sebenarnya tergantung dari bagaimana kita memandang diri kita. Dan cara pandang ini akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan kita dalam hidup. Seperti sekitar 5 tahun yang lalu dimana seorang loper koran, Agus, berhasil memenangkan 500juta dari kuis "who wants to be a millionaire". Kenapa dia bisa memenangkan kuis tersebut?atau pertanyaannya mungkin harus dimulai dengan "kenapa dia bisa ikut kuis itu?", kenapa dia mau?, kenapa dia bisa?. Menurutku jawabannya terletak pada "bagaimana dia memandang diri dia sendiri", pekerjaan loper koran memang pekerjaan sederhana yang lebih mengutamakan stamina fisik namun pekerjaan itu tidak membuat dia mengecilkan diri sendiri. Karena meskipun dia seorang loper koran, dia memiliki mimpi untuk bekerja di kapal pesiar dan juga keingintahuan yang besar sehingga dia selalu membaca koran untuk mendapatkan informasi dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk mendaftar dikuis tersebut dengan cara mengirimkan sms. Kedua hal (mimpi & keingintahuan) tersebutlah yang membuat dia akhirnya mau, bisa dan menang di kuis tersebut. Namun jika iya memiliki pandangan yang salah seperti "ah, saya hanya seorang loper koran, mau bagaimanapun ya nasibnya ya akan gini aja", maka dia akan hidup dengan perasaan "kecil" yang hanya menerima nasib, berusaha seadanya, dan menyalahkan lingkungannya dan kalau sudah seperti itu, bisa dipastikan dia tidak akan pernah berpikir untuk ikut kuis tersebut & memenangkan 500juta.

Apakah "kebijaksanaan" ini hanya berlaku untu pribadi individu? Bagaimana dengan korporasi atau perusahaan? Apakah kebijaksanaan ini berlaku juga?menurutmu....

No comments:

Post a Comment