Monday, April 16, 2012

WowTernyata "Not Knowing is Better (Part 1)"

Seringnya kita selalu ingin tahu segala hal baik itu menyenangkan maupun tidak. Contohnya, kalau dijalan tol terjadi kecelakaan, biasanya macetnya bisa paaanjaang banget, meskipun objek kecelakaan sudah dipindahkan kebahu jalan, hal ini karena semua memperlambat laju kendaraan untuk  ingin tahu apa yang terjadi atau hanya sekedar memotret kejadian tersebut tanpa turun & membantu objek kecelakaan tersebut. Contoh lain, karena besarnya rasa ingin tahu masyarakat kitalah yang membuat acara gosip selebriti ataupun tokoh publik sangat di gandrungi khususnya ibu-ibu bahkan karena rasa ingin tahu yang besar digabungkan dengan kesenangan bergosip, maka semakin negatif informasi tersebut, semakin banyak yang ingin mencari tahu & membicarakannya & akhirnya jadi Trending Topic :). 

Tapi apakah selalu mengetahui adalah hal yang baik? Aku rasa TIDAK. Ada beberapa hal yang menurutku Lebih Baik Tidak Tahu karena Semakin Tahu Semakin Tidak Baik. Apa saja hal tersebut? :
1. Gaji antar karyawan & Gosip Negatif
Dulu ketika baru berkenalan dengan suamiku (masih pdkt) dia pernah bilang "Jangan pernah diskusiin gaji dengan teman", karena saat itu aku baru awal bekerja, sebenarnya aku tidak mengerti kenapa tidak boleh?toh emang teman baik, apa masalahnya?. Namun seiring berjalannya waktu setelah 2-3 tahun berkerja, aku mengerti bahwa informasi Gaji Baiknya disimpan sendiri, kalau memang merasa kekecilan atau kebesaran (ada ga ya yang merasa kebesaran) mening langsung ngomong ama atasannya. 
Ketika kita tahu Gaji rekan kerja atau teman kita, maka akan muncul dua akibat yang menurutku tidak baik. Pertama : Kalau Gaji kita lebih besar, kita akan merasa "wah hebat juga aku, bisa lebih besar dari dia", muncul kesombongan dalam diri, dan ketika kita mengetahui gaji teman tersebut, artinya dia juga tahu gaji kita & hal itu mungkin bisa membuat dia menjadi berkecil hati. 
Kedua : Kalau Gaji kita lebih kecil, maka mungkin kita merasa "Ah payah ni, ga fair perusahaannya, kan aku uda kerja gini gitu, hasilnya juga ok, tapi koq ga dihargai" semua perasaan negatif akan muncul dan akhirnya medemotivasi kita, kita jadi tidak berusaha semaksimal kita, kerja seadanya dan akhirnya benar-benar menjadi orang tidak berprestasi. So Not Knowing is Better

2. Berita Kriminalitas & Kekerasan
Papa ku dulu selalu bilang "Kalau uda takdir, mau dirumah pun bisa kena musibah, jadi buat apa mengurung diri dirumah?". Karena selama 17 tahun awal hidupku aku merupakan satu-satunya anak cewe dirumah, mamaku memang cukup mengkhawatirkan keselamatanku. Setiap kali mama menonton berita & ada kriminalitas dia pasti langsung cerita ke aku "wah kamu harus hati-hati kesini, baru kejadian ini loh...bla...bla..." atau dia akan bilang "kamu mening jangan kesitu de, bahaya banget soale baru kejadian gini gitu". Karena Informasi negatif akan lebih mudah mendapatkan perhatian masyarakat, sehingga media juga senang sekali (menurutku) mengembor-gemborkan kekerasan/kriminalitas yang terjadi & seringnya menjadi headline. Buat aku pribadi, berita seperti itu bisa membawa pengaruh negatif kepada pikiran karena membuatku merasa khawatir berlebih, membuat asumsi negatif (mengeneralisir) terhadap suatu daerah atau tipe orang tertentu padahal mungkin hanya oknum tertentu saja. Sama seperti ketika seorang anak kecil setiap hari selalu dibilang "kamu gendut, kamu jorok" maka dia akan tumbuh menjadi anak yang benar-benar gendut & jorok, karena dia percaya bahwa dia jorok & gendut sehingga secara otomatis tubuhnya bertingkah seperti orang gendut & jorok (What You Think is What You Get). So Not Knowing is Better

3. Tingkat kesetiaan pasangan. 
http://fulfilledlifedesign.com
kadang kita suka ingin tahu seberapa besar cinta pasangan terhadap kita, seberapa setia mereka terhadap kita sampai-sampai ada yang mengetes pasangannya sendiri dengan cara meminta teman wanita/pria yang kita kenal untuk menggoda mereka. Beberapa tahun yang lalu ada reality show seperti H2C (Harap-harap cemas) ataupun reality show lain yang mengetes kesetiaan pasangan. Buatku hal ini bukan hal yang baik karena kalau dalam pengetesan diketahui:
a. pasangan ternyata tergoda dengan pria / wanita "suruhan" kita & akhirnya berpaling dari kita, apakah salah pasangan? aku rasa itu salah kita yang menyuruh orang menggoda. sama seperti memasang pengumuman "Dirumah ini tersedia emas 10 Kg" besar-besar & pintu dibiarkan tidak terkunci. Kalau kemalingan, ya bodoh & salah pemiliknya
b. pasangan tidak berpaling ke wanita/pria lain (tidak tergoda), mungkin kita akan senang sesaat namun ketika pasangan mengetahui bahwa kita meminta orang lain menggoda dia, maka mungkin pasangan akan kecewa sekali karena kita meragukan perasaan dia & mempermainkan dia, yang ada nanti malah berakhir pada putus hubungan. Apapun kondisinya, tidak ada hasil yg memuaskan. Lebih baik, membangun hubungan atas dasar percaya & terbuka daripada menjadi detektif untuk pasangan. 

Mungkin kita suka berpikir kita harus tahu segalanya supaya kita tidak kuper, kita bisa bersosialisasi dengan baik sehingga kita harus tahu segala macam. Seringnya karena Tahu, maka ketika kita lagi ngumpul, kita akhirnya menjadi penyebar informasi negatif yang membangkitkan rasa amarah, sebal & kecewa dll yg sebenarnya bukan hal yang baik dan mungkin informasi tersebut juga bukan 100% betul, maka sebaiknya Simpan & buang informasi negatif dan mari kita mulai menyebarkan ketenangan, semangat & kebahagiaan dalam setiap obrolan kita dengan membicarakan prestasi, ide & cerita positif. So Knowing is not 100% Good. Be Mindfulness.

No comments:

Post a Comment